Jumat, 09 Mei 2014

Manifestasi Ida Sang Hyang Widhi dalam sosok tiga Dewa yang mewakili tiga siklus hidup manusia Lahir, Hidup, dan Mati.



 kutipan artikel dari wikipedia.org
 ====================================
 DEWA BRAHMA

 Dewa Hindu
Dewa pencipta, dewa pengetahuan
Ejaan Dewanagari ब्रह्मा
Ejaan Pali Brahmā
Ejaan IAST Brahmā
Golongan Dewa
Senjata Gada
Wahana Angsa
Pasangan Saraswati

Menurut ajaran agama Hindu, Brahma (Dewanagari: ब्रह्माIASTBrahmā) adalah Dewa pencipta. Dalam filsafat Adwaita, ia dipandang sebagai salah satu manifestasi dari Brahman (sebutan Tuhan dalam konsep Hinduisme) yang bergelar sebagai Dewa pencipta. Dewa Brahma sering disebut-sebut dalam kitab Upanishad dan Bhagawadgita.

Brahma dalam Bhagawadgita

Dalam kitab suci Bhagawadgita, Dewa Brahma muncul dalam bab 8 sloka ke-17 dan ke-18; bab 14 sloka ke-3 dan ke-4; bab 15 sloka ke-16 dan ke-17. Dalam ayat-ayat tersebut, Dewa Brahma disebut-sebut sebagai Dewa pencipta, yang menciptakan alam semesta atas berkah dari Tuhan Yang Maha Esa. Dalam Bhagawadgita juga disebutkan, siang hari bagi Brahma sama dengan satu Kalpa, dan Brahma hidup selama seratus tahun Kalpa, setelah itu beliau wafat dan dikembalikan lagi ke asalnya, yakni Tuhan Yang Maha Esa.

Dewa pencipta

Menurut agama Hindu, Brahma adalah salah satu di antara Trimurti (Brahma, Wisnu, Siwa). Dewa Brahma juga bergelar sebagai Dewa pengetahuan dan kebijaksanaan. Beberapa orang bijaksana memberinya gelar sebagai Dewa api. Dewa Brahma beristrikan Dewi Saraswati, yang menurunkan segala ilmu pengetahuan ke dunia.
Menurut mitologi Hindu, Dewa Brahma lahir dengan sendirinya (tanpa Ibu) dari dalam bunga teratai yang tumbuh di dalam Dewa Wisnu pada saat penciptaan alam semesta. Legenda lain mengatakan bahwa Dewa Brahma lahir dari air. Di sana Brahman menaburkan benih yang menjadi telur emas. Dari telur emas tersebut, lahirlah Dewa Brahma Sang pencipta. Material telur emas yang lainnya menjadi Brahmanda, atau telur alam semesta.
Menurut cerita kuno, pada saat penciptaan alam semesta, Brahma menciptakan sepuluh Prajapati, yang konon merupakan ayah-ayah (kakek moyang) manusia pertama. Menurut Manusmrti, sepuluh Prajapati tersebut adalah: Marichi, Atri, Anggirasa, Pulastya, Pulaha, Kratu, Wasistha, Praceta atau Daksa, Briegu, dan Narada. Ia juga konon menciptakan tujuh pujangga besar yang disebut Sapta Rsi untuk menolongnya menciptakan alam semesta.
Menurut kisah di balik penulisan Ramayana, Dewa Brahma memberkati Resi Walmiki untuk menulis kisah Ramayana, menceritakan riwayat Rama yang pada masa itu sedang memerintah di Ayodhya.

Penggambaran


Ukiran Dewa Brahma di Halebid, India.
Dewa Brahma memiliki ciri-ciri sesuai dengan karakter yang dimilikinya. Ada ciri-ciri umum yang dimiliki Dewa Brahma, yakni:
  • bermuka empat yang memandang ke empat penjuru mata angin (catur muka), yang mana pada masing-masing wajah mengumandangkan salah satu dari empat Veda.
  • bertangan empat, masing-masing membawa:
  1. Tongkat Teratai, kadangkala sendok (Brahma terkenal sebagai Dewa yadnya atau upacara)
  2. Weda/kitab suci
  3. Busur
  4. Genitri Akṣamālā
  • menunggangi hamsa (angsa) atau duduk di atas teratai

Siklus Dewa Brahma

Brahma hidup selama seratus tahun Kalpa. Satu tahun Kalpa sama dengan 3.110.400.000.000 tahun. Setelah seratus tahun Kalpa, maka Dewa Siwa sebagai Dewa pelebur mengambil perannya untuk melebur alam semesta beserta isinya untuk dikembalikan ke asalnya. Setelah itu, Brahma sebagai pencipta tutup usia, dan alam semesta bisa diciptakan kembali oleh kehendak Tuhan.

Lihat pula

Pranala luar



--------------------------------------------------------------------------------------------------------------




 DEWA WISNU

 Dewa Hindu
Dewa pemelihara, pelindung alam semesta
Ejaan Dewanagari विष्णु
Ejaan IAST viṣṇu
Nama lain Narayana
Golongan Dewa
Planet Waikunta
Senjata Cakra Sudarsana
Wahana Garuda
Pasangan Laksmi
Mantra Om Namo Nārāyanaya

Dalam ajaran agama Hindu, Wisnu (Dewanagari: विष्णु ; Viṣṇu) (disebut juga Sri Wisnu atau Nārāyana) adalah Dewa yang bergelar sebagai shtiti (pemelihara) yang bertugas memelihara dan melindungi segala ciptaan Brahman (Tuhan Yang Maha Esa). Dalam filsafat Hindu Waisnawa, Ia dipandang sebagai roh suci sekaligus dewa yang tertinggi. Dalam filsafat Adwaita Wedanta dan tradisi Hindu umumnya, Dewa Wisnu dipandang sebagai salah satu manifestasi Brahman dan enggan untuk dipuja sebagai Tuhan tersendiri yang menyaingi atau sederajat dengan Brahman.

Etimologi

Penjelasan tradisional menyatakan bahwa kata Viṣṇu berasal dari Bahasa Sanskerta, akar katanya viś, (yang berarti "menempati", "memasuki", juga berarti "mengisi" — menurut Regweda), dan mendapat akhiran nu. Kata Wisnu kira-kira diartikan: "Sesuatu yang menempati segalanya". Pengamat Weda, Yaska, dalam kitab Nirukta, mendefinisikan Wisnu sebagai vishnu vishateh ("sesuatu yang memasuki segalanya"), dan yad vishito bhavati tad vishnurbhavati (yang mana sesuatu yang tidak terikat dari belenggu itu adalah Wisnu).
Adi Shankara dalam pendapatnya tentang Wisnu Sahasranama, mengambil kesimpulan dari akar kata tersebut, dan mengartikannya: "yang hadir dimana pun" ("sebagaimana Ia menempati segalanya, vevesti, maka Ia disebut Visnu"). Adi Shankara menyatakan: "kekuatan dari Yang Mahakuasa telah memasuki seluruh alam semesta." Akar kata Viś berarti 'masuk ke dalam.'
Mengenai akhiran –nu, Manfred Mayrhofer berpendapat bahwa bunyinya mirip dengan kata jiṣṇu' ("kejayaan"). Mayrhofer juga berpendapat kata tersebut merujuk pada sebuah kata Indo-Iranian *višnu, dan kini telah digantikan dengan kata rašnu dalam kepercayaan Zoroaster di Iran.
Akar kata viś juga dihubungkan dengan viśva ("segala"). Pendapat berbeda-beda mengenai penggalan suku kata "Wisnu" misalnya: vi-ṣṇu ("mematahkan punggung"), vi-ṣ-ṇu ("memandang ke segala penjuru") dan viṣ-ṇu ("aktif"). Penggalan suku kata dan arti yang berbeda-beda terjadi karena kata Wisnu dianggap tidak memiliki suku kata yang konsisten.

Wisnu dalam susastra Hindu


Lukisan Wisnu melakukan Triwikrawa saat menjelma sebagai Wamana. Lukisan ini berasal dari Nepal, dibuat sekitar abad ke-19.
Susastra Hindu banyak menyebut-nyebut nama Wisnu di antara dewa-dewi lainnya. Dalam kitab Weda, Dewa Wisnu muncul sebanyak 93 kali. Ia sering muncul bersama dengan Indra, yang membantunya membunuh Wretra, dan bersamanya ia meminum Soma. Hubungannya yang dekat dengan Indra membuatnya disebut sebagai saudara. Dalam Weda, Wisnu muncul tidak sebagai salah satu dari delapan Aditya, namun sebagai pemimpin mereka. Karena mampu melangkah di tiga alam, maka Wisnu dikenal sebagai Tri-wikrama atau Uru-krama untuk langkahnya yang lebar. Langkah pertamanya di bumi, langkah keduanya di langit, dan langkah ketiganya di dunia yang tidak bisa dilihat oleh manusia, yaitu di surga.
Dalam kitab Purana, Wisnu sering muncul dan menjelma sebagai seorang Awatara, seperti misalnya Rama dan Kresna, yang muncul dalam Itihasa (wiracarita Hindu). Dalam penitisannya tersebut, Wisnu berperan sebagai manusia unggul.
Dalam kitab Bhagawadgita, Wisnu menjabarkan ajaran agama dengan mengambil sosok sebagai Sri Kresna, kusir kereta Arjuna, menjelang perang di Kurukshetra berlangsung. Pada saat itu pula Sri Kresna menampakkan wujud rohaninya sebagai Wisnu, kemudian ia menampakkan wujud semestanya kepada Arjuna.

Wujud Dewa Wisnu

Dalam Purana, dan selayaknya penggambaran umum, Dewa Wisnu dilukiskan sebagai dewa yang berkulit hitam-kebiruan atau biru gelap; berlengan empat, masing-masing memegang: gada, lotus, sangkala, dan chakra. Yang paling identik dengan Wisnu adalah senjata cakra dan kulitnya yang berwarna biru gelap. Dalam filsafat Waisnawa, Wisnu disebutkan memiliki wujud yang berbeda-beda atau memiliki aspek-aspek tertentu.
Dalam filsafat Waisnawa, Wisnu memiliki enam sifat ketuhanan:
  • Jñāna: mengetahui segala sesuatu yang terjadi di alam semesta
  • Aishvarya: maha kuasa, tak ada yang dapat mengaturnya
  • Shakti: memiliki kekuatan untuk membuat yang tak mungkin menjadi mungkin
  • Bala: maha kuat, mampu menopang segalanya tanpa merasa lelah
  • Virya: kekuatan rohani sebagai roh suci dalam semua makhluk
  • Tèjas: memberi cahaya spiritualnya kepada semua makhluk
Beberapa sarjana Waisnawa meyakini bahwa masih banyak kekuatan Wisnu yang lain dan jumlahnya tak terhitung, namun yang paling penting untuk diketahui hanyalah enam.

Penggambaran


Wisnu dan Laksmi mengendarai Garuda. Lukisan dari Rajasthan, dibuat sekitar abad ke-18.
Dalam Purana, Wisnu disebutkan bersifat gaib dan berada dimana-mana. Untuk memudahkan penghayatan terhadapnya, maka simbol-simbol dan atribut tertentu dipilih sesuai dengan karakternya, dan diwujudkan dalam bentuk lukisan, pahatan, dan arca. Dewa Wisnu digambarkan sebagai berikut:
  • Seorang pria yang berlengan empat. Berlengan empat melambangkan segala kekuasaanya dan segala kekuatannya untuk mengisi seluruh alam semesta.
  • Kulitnya berwarna biru gelap, atau seperti warna langit. Warna biru melambangkan kekuatan yang tiada batas, seperti warna biru pada langit abadi atau lautan abadi tanpa batas.
  • Di dadanya terdapat simbol kaki Resi Brigu.
  • Juga terdapat simbol srivatsa di dadanya, simbol Dewi Laksmi, pasangannya.
  • Pada lehernya, terdapat permata Kaustubha dan kalung dari rangkaian bunga
  • Memakai mahkota, melambangkan kuasa seorang pemimpin
  • Memakai sepasang giwang, melambangkan dua hal yang selalu bertentangan dalam penciptaan, seperti: kebijakan dan kebodohan, kesedihan dan kebahagiaan, kenikmatan dan kesakitan.
  • Beristirahat dengan ranjang Ananta Sesa, ular suci.
Wisnu sering dilukiskan memegang empat benda yang selalu melekat dengannya, yakni:
  • Terompet kulit kerang atau Shankhya, bernama "Panchajanya", dipegang oleh tangan kiri atas, simbol kreativitas. Panchajanya melambangkan lima elemen penyusun alam semesta dalam agama Hindu, yakni: air, tanah, api, udara, dan ether.
  • Cakram, senjata berputar dengan gerigi tajam, bernama "Sudarshana", dipegang oleh tangan kanan atas, melambangkan pikiran. Sudarshana berarti pandangan yang baik.
  • Gada yang bernama Komodaki, dipegang oleh tangan kiri bawah, melambangkan keberadaan individual.
  • Bunga lotus atau Padma, simbol kebebasan. Padma melambangkan kekuatan yang memunculkan alam semesta.

Tiga wujud

Dalam ajaran filsafat Waisnawa (terutama di India), Wisnu disebutkan memiliki tiga aspek atau perwujudan lain. Ketiga wujud tersebut yaitu: Kāraṇodakaśāyi Vishnu atau Mahā Vishnu; Garbhodakaśāyī Vishnu; dan Kṣirodakasāyī Vishnu. Menurut Bhagawadgita, ketiga aspek tersebut disebut "Puruṣa Avatāra", yaitu penjelmaan Wisnu yang memengaruhi penciptaan dan peleburan alam material. Kāraṇodakaśāyi Vishnu (Mahā Vishnu) dinyatakan sebagai Wisnu yang berbaring dalam "lautan penyebab" dan Beliau menghembuskan banyak alam semesta (galaksi?) yang jumlahnya tak dapat dihitung; Garbhodakaśāyī Vishnu dinyatakan sebagai Wisnu yang masuk ke dalam setiap alam semesta dan menciptakan aneka rupa; Kṣirodakasāyī Vishnu (Roh utama) dinyatakan sebagai Wisnu masuk ke dalam setiap makhluk dan ke dalam setiap atom.

Lima wujud

Dalam ajaran di asrama Waisnawa di India, Wisnu diasumsikan memiliki lima wujud, yaitu:
  • Para. Para merupakan wujud tertinggi dari Dewa Wisnu yang hanya bisa ditemui di Sri Waikunta, juga disebut Moksha, bersama dengan pasangannya — Dewi Lakshmi, Bhuma Dewi dan Nila Di sana Ia dikelilingi oleh roh-roh suci dan jiwa yang bebas.
  • Vyuha. Dalam wujud Vyuha, Dewa Wisnu terbagi menjadi empat wujud yang mengatur empat fungsi semesta yang berbeda, serta mengontrol segala aktivitas makhluk hidup.
  • Vibhava. Dalam wujud Vibhava, Wisnu diasumsikan memiliki penjelmaan yang berbeda-beda, atau lebih dikenal dengan sebutan Awatara, yang mana bertugas untuk membasmi kejahatan dan menegakkan keadilan di muka bumi.
  • Antaryami. Antaryami atau “Sukma Vasudeva” adalah wujud Dewa Wisnu yang berada pada setiap hati makhluk hidup.
  • Arcavatara. Arcavatara merupakan manifestasi Wisnu dalam imajinasi, yang digunakan oleh seseorang agar lebih mudah memujanya sebab pikirannya tidak mampu mencapai wujud Para, Vyuha, Vibhava, dan Antaryami dari Wisnu.

Awatara


Sepuluh Awatara Dewa Wisnu.
Dalam Purana, Dewa Wisnu menjelma sebagai Awatara yang turun ke dunia untuk menyelamatkan dunia dari kejahatan dan kehancuran. Wujud dari penjelmaan Wisnu tersebut beragam, hewan atau manusia. Awatara yang umum dikenal oleh umat Hindu berjumlah sepuluh yang disebut Dasa Awatara atau Maha Avatār.[1]
Sepuluh Awatara Wisnu:
Di antara sepuluh awatara tersebut, sembilan di antaranya diyakini sudah menjelma dan pernah turun ke dunia oleh umat Hindu, sedangkan awatara terakhir (Kalki) masih menunggu hari lahirnya dan diyakini menjelma pada penghujung zaman Kali Yuga.

Hubungan dengan Dewa lain

Dewa Wisnu memiliki hubungan dengan Dewi Lakshmi, Dewi kemakmuran yang merupakan istrinya. Selain dengan Indra, Wisnu juga memiliki hubungan dekat dengan Brahmā dan Siwa sebagai konsep Trimurti. Kendaraan Dewa Wisnu adalah Garuda, Dewa burung. Dalam penggambaran umum, Dewa Wisnu sering dilukiskan duduk di atas bahu burung Garuda tersebut.

Tradisi dan pemujaan

Dalam tradisi Dvaita Waisnawa, Wisnu merupakan Makhluk yang Maha Kuasa. Dalam filsafat Advaita Vedanta, Wisnu dipandang sebagai salah satu dari manifestasi Brahman. Dalam segala tradisi Sanatana Dharma, Wisnu dipuja secara langsung maupun tidak langsung, yaitu memuja awatara-nya.
Aliran Waisnawa memuja Wisnu secara khusus. Dalam sekte Waisnawa di India, Wisnu dipuja sebagai roh yang utama dan dibedakan dengan Dewa-Dewi lainnya, yang disejajarkan seperti malaikat. Waisnawa menganut monotheisme terhadap Wisnu, atau Wisnu merupakan sesuatu yang tertinggi, tidak setara dengan Dewa.
Dalam tradisi Hindu umumnya, Dewa Wisnu memanifestasikan dirinya menjadi Awatara, dan di India, masing-masing awatara tersebut dipuja secara khusus.
Tidak diketahui kapan sebenarnya pemujaan terhadap Wisnu dimulai. Dalam Veda dan informasi tentang agama Hindu lainnya, Wisnu diasosiasikan dengan Indra. Shukavak N. Dasa, seorang sarjana Waisnawa, berkomentar bahwa pemujaan dan lagu pujia-pujian dalam Veda ditujukan bukan untuk Dewa-Dewi tertentu, melainkan untuk Sri Wisnu — Yang Maha Kuasa — yang merupakan jiwa tertinggi dari para Dewa.[2]
Di Bali, Dewa Wisnu dipuja di sebuah pura khusus untuk beliau, bernama Pura Puseh, yakni pura yang harus ada di setiap desa dan kecamatan. Di sana ia dipuja sebagai salah satu manifestasi Sang Hyang Widhi yang memberi kesuburan dan memelihara alam semesta.
Menurut konsep Nawa Dewata dalam Agama Hindu Dharma di Bali, Dewa Wisnu menempati arah utara dalam mata angin. Warnanya hitam, aksara sucinya “U” (ung).

Versi pewayangan Jawa


Wisnu dalam bentuk wayang gaya Surakarta.
Dalam pementasan wayang Jawa, Wisnu sering disebut dengan gelar Sanghyang Batara Wisnu. Menurut versi ini, Wisnu adalah putra kelima Batara Guru dan Batari Uma. Ia merupakan putra yang paling sakti di antara semua putra Batara Guru.
Menurut mitologi Jawa, Wisnu pertama kali turun ke dunia menjelma menjadi raja bergelar Srimaharaja Suman. Negaranya bernama Medangpura, terletak di wilayah Jawa Tengah sekarang. Ia kemudian berganti nama menjadi Sri Maharaja Matsyapati, merajai semua jenis binatang air.
Selain itu Wisnu juga menitis atau terlahir sebagai manusia. Titisan Wisnu menurut pewayangan antara lain,
  1. Srimaharaja Kanwa.
  2. Resi Wisnungkara
  3. Prabu Arjunasasrabahu
  4. Sri Ramawijaya
  5. Sri Batara Kresna
  6. Prabu Airlangga
  7. Prabu Jayabaya
  8. Prabu Anglingdarma
  9. Prabu Ken Arok
  10. Prabu Kertawardhana

Catatan kaki

  1. ^ Slamet Mulyana, "Tafsir Sejarah Nagara Kretagama", LKiS, 2006, hlm: 68.
  2. ^ Sanskrit.org

Pranala luar

(Bahasa Inggris)


-------------------------------------------------------------------------------------------------------------



 DEWA SIWA

Dewa Hindu
Dewa pelebur, dewa pemusnah
Ejaan Dewanagari शिव
Ejaan IAST Śiva
Nama lain Jagatpati, Nilakantha, Paramêśwara, Rudra, Trinetra
Golongan Dewa
Senjata Trisula
Wahana Lembu Nandini
Pasangan Dewi Parwati, Dewi Uma,
Dewi Durga, Dewi Kali


Siwa (Dewanagari: शिवIASTŚiva) adalah salah satu dari tiga dewa utama (Trimurti) dalam agama Hindu. Kedua dewa lainnya adalah Brahma dan Wisnu. Dalam ajaran agama Hindu, Dewa Siwa adalah dewa pelebur, bertugas melebur segala sesuatu yang sudah usang dan tidak layak berada di dunia fana lagi sehingga harus dikembalikan kepada asalnya.

Karakteristik

Umat Hindu, khususnya umat Hindu di India, meyakini bahwa Dewa Siwa memiliki ciri-ciri yang sesuai dengan karakternya, yakni:
  • Bertangan empat, masing-masing membawa:
    trisula, cemara, tasbih/genitri, kendi
  • Bermata tiga (tri netra)
  • Pada hiasan kepalanya terdapat ardha chandra (bulan sabit)
  • Ikat pinggang dari kulit harimau
  • Hiasan di leher dari ular kobra
  • Kendaraannya lembu Nandini
Oleh umat Hindu Bali, Dewa Siwa dipuja di Pura Dalem, sebagai dewa yang mengembalikan manusia dan makhluk hidup lainnya ke unsurnya, menjadi Panca Maha Bhuta. Dalam pengider Dewata Nawa Sanga (Nawa Dewata), Dewa Siwa menempati arah tengah dengan warna panca warna. Ia bersenjata padma dan mengendarai lembu Nandini. Aksara sucinya I dan Ya. Ia dipuja di Pura Besakih.
Dalam tradisi Indonesia lainnya, kadangkala Dewa Siwa disebut dengan nama Batara Guru.

Putra

Menurut cerita-cerita keagamaan yang terdapat dalam kitab-kitab suci umat Hindu, Dewa Siwa memiliki putra-putra yang lahir dengan sengaja ataupun tidak disengaja. Beberapa putra Dewa Siwa tersebut yakni:
  1. Dewa Kumara (Kartikeya)
  2. Dewa Kala
  3. Dewa Ganesa

Lihat pula

Pranala luar


==========================================================================




demi kepentingan publik apakah mengkopi artikel seperti ini dilarang?
@bli-gembul post comentar jika ingin menjawab>>>>
om shanti shanti shanti om


6 komentar:

  1. Hai Semua Para Pecinta "POKER ONLINE,BANDAR Q DOMINO QQ" Kami Dari Gila QQ Sedang Mengadakan Promo Menarik ni,Join Bagi Anda Yang Ingin Mendapatkan Promo Kami Silahkan .. ^ ^

    *Promo Deposit Untuk New Member Kami Sebesar 5% Dan Minimal Deposit S0Ribu.

    *Promo Untuk Deposit Selanjutnya Sebesar 3% Dan Minimal Deposit 50Ribu

    *Bonus Referal Sebesar 20%

    *Bonus Turn Over Up Sebesar 0.3%-5%

    NB:Turn over Itu Dihitung Dari Jumlah Banyak/Sedikitnya Total Menang/Kalah Kita,Jika Anda Terus Melakukan Deposit Maka Bonus Dikalikan DAri Jumlah total Menang/Kalah Anda.

    *Untuk Info Lebih Lanjut Silahkan Anda Datang Ke Website Kami Di ( bit .ly/ fbgilaqq / Langsung Datang Ke Live Chat Kami )
    Kami Siap Melayani Anda 24 Jam ^ ^

    *Raihlah Kemenangan Anda Di GilaQQ :)

    *Terima Kasih Atas Perhatiannya.

    [IMG]https://scontent-hkg3-1.xx.fbcdn.net/hphotos-xtf1/v/t1.0-9/10644881_141695989558724_9057953058655999076_n.jpg?oh=cbc776ec8db7ee3e69b485a8cbdd2df1&oe=5781FD4F[/IMG]

    BalasHapus
  2. Allah maha besar tuhan sang pencipta. Islam menyembah ... (Sang hyang Brahman)

    BalasHapus
  3. (Kristen) Arti simbol dewa Brahman-bapak. Allah bapak, Allah anak. anak bapak ya perempuan la.. anak ibu itu mungkin laki.. ibu dan anak laki laki..? apa munkin arti ruh Kudus itu Wisnu ya 🤦.… Terusss Siwa itu apa artinya. ?Siwa bkn raja tapi Tuhan, pendamping Wisnu.. siwa anak ruh Kudus nya bapak 🤦🏻 ... ya sudahlah tidak usah di pikirkan (pusing) 😇

    BalasHapus
  4. Terus malaikat Jibril dalam Islam itu siapa .... ?..munkin itu Wahyu ruh bisa ruh Kudus 🤔

    BalasHapus
  5. Salam dari sumatera selatan

    BalasHapus